Oleh
: M. E. Burhanudin
Pantai Ujung Kulon terletak di ujung barat Pulau Jawa, dan termasuk
kedalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon dengan luas 78.619Ha dan perairan
laut disekitarnya seluas 44.337Ha yang terletak di Kabupaten Pandeglang
Provinsi Banten, maka luas keseluruhan taman Nasional Ujung Kulon adalah
122.956Ha. taman Nasional Ujung Kulon adalah taman Nasional yang pertama yang
diresmikan di Indonesia, dan juga sudah diresmikan sebagai salah satu warisan
dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991, dan yang paling special
adalah terdapat 50-60 badak cula satu yang hidup dikawasan ini dan menjadi
hewan endemic Ujung Kulon dan tidak ada di daerah ataupun Negara lain. Flora
dan fauna yang melimpah memberikan kehidupan bagi masyarakat sekitar Ujung
Kulon banyak nelayan dan petani yang
menggantungkan hidupnya pada alam untuk menyambung kehidupan keluarga mereka,
mayoritas penduduk asli wilayah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) adalah
nelayan dan petani yang bergantung pada melimpahnya flora dan fauna alam
sekitar Ujung Kulon.
Lautan yang terbentang luas dan hutan yang terhampar hijau adalah
sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai
nelayan dan petani, yang harus dikelola semaksimal mungkin agar bermanfaat dan
mampu menghidupi para petani dan nelayan, petani di daerah ujung kulon biasa
menanam padi dua sampai tiga kali dalam setahun, 80% hasil panen untuk dijual
dan 20% untuk mereka konsumsi sendiri, hasil panen bagi petani adalah
satu-satunya jalan untuk menyambung roda kehidupan mereka, namun terkadang
hasil panen para petani tidak sesuai dengan harapan, ketika tanaman mereka
diserang oleh hama atau cuaca yang tidak menentu sehingga mengganggu bahkan
sangat merugikan para petani, baik modal maupun tenaga. Modal para petani
tidaklah sedikit, mereka menggantungkan pada hasil panen tahun sebelumnya dan
sisa modal terpaksa mereka meminjam kepada rentenir yang selalu menawarkan jasa
pembiayaan dengan sangat mudah sehingga para petani tidak mempunyai pilihan
lain untuk mencari modal yang mereka butuhkan.
Begitupun dengan nelayan yang bernasib tidak jauh berbeda dengan
para petani, modal menjadi hambatan utama bagi para nelayan yang hendak melaut
untuk mencari ikan tangkapan, hasil tangkapan terkadang tidak bisa menutupi
modal untuk menangkap ikan bahkan hutang-hutang tangkapan ikan sebelumnya pun
belum tertutupi, dengan terpaksa para nelayan meminjam modal dari rentenir yang
cenderung sangat memberikan kemudahan bagi nelayan maupun petani, bahkan para
rentenir ini aktif berkeliling tiap desa dengan menawarkan jasa peminjaman uang
tanpa syarat dan memudahkan para nasabahnya, beban pelunasan dengan bunga yang
terhitung besar tidak menjadi penghalang bagi nelayan, menurut mereka yang
penting mudah dan uang dalam satu jam bisa nampak dihadapan mereka tanpa syarat
yang rumit, yang akhirnya menjadi bom waktu bagi nelayan karena bunga yang
diberikan oleh pihak rentenir tersebut tak pernah di perhitungkan oleh nelayan,
sehingga meskipun hasil tangkapannya melimpah, mereka tidak merasakan
sepenuhnya hasil jerih payah mereka dalam menangkap ikan, karena hutang dengan
bunga yang yang besar mengahabiskan seluruh hasil tangkapan ikan yang mereka
jual.
Modal adalah kendala yang utama bagi petani dan nelayan diwilayah ujung kulon, sehingga menjadi
ladang empuk bagi para rentenir untuk menawarkan jasanya dengan segala
kemudahan yang mereka tawarkan, faktor pendidikan yang rendah yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan para petani terhadap lembaga keuangan syariah maupun
lembaga keuangan konvensional, jangankan mengetahui lembaga-lembaga tersebut,
gedungnya pun masih belum ada diwilayah mereka, menjadi hal yang wajar bagi
mereka tidak mengetahui adanya lembaga yang mampu memberikan pinjaman untuk
modal bagi usaha mereka.
Impian terbesar saya adalah menjadi solusi bagi para nelayan dan
petani agar mereka tidak mengalami hambatan dalam meminjam modal untuk usaha
yang menjadi mesin penggerak untuk roda kehidupan mereka, memberikan kemudahan
bagi para nelayan dan petani dalam memberikan modal usaha namun tidak
memberatkan mereka. Memberi edukasi pada nelayan bahwa meminjam kepada rentenir
adalah jalan yang tidak benar dan hanya memberatkan beban hidup yang harus
mereka tanggung sehingga hanya akan menambah masalah dan membuat hidup mereka
sulit untuk sejahtera, mimpi saya 10 tahun kedepan adalah membuat koperasi yang
berbasis syariah untuk para nelayan dan petani, menjadikan petani dan nelayan
sebagai anggota koperasi yang aktif sehingga mereka tidak merasa segan untuk
meminjam modal usaha bahkan pinjaman untuk kebutuhan yang bersifat konsumtif,
petani dan nelayan di Ujung Kulon semuanya menganut ajaran Islam, maka Koperasi
yang berbasis Syariah adalah pilihan yang tepat untuk menjadi lembaga keuangan
diantara masyarakat yang seluruhnya muslim, sehingga masyarakat yakin akan transaksi
yang mereka lakukan terbebas dari hal-hal ribawi. Ekonomi syariah bukan hanya
harus maju di bidang perbankan saja, ataupun hanya terfokus pada ekonomi makro
termasuk Pasar Modal Syariah, sedangkan hal yang terkecil dilewatkan begitu
saja, ekonomi syariah harus berkembang dari masyrakat bawah, agar element
paling dasar menjadi kuat, tidak hanya terfokus di perkotaan saja, pedesaan pun
harus menjadi titik focus berkembangnya ekonomi syariah, agar perkembangan
ekonomi syariah merata diberbagai wilayah dan berbagai sector.
Untuk mewujudkan mimpi ini, harus diawali dari hal paling
fundamental yang harus dilakukan adalah menjadikan ekonomi syariah sebagai
solusi dari berbagai problematika yang selalu menjadi polemic bagi perekonomian
bangsa ini. Pemahaman akan pentingnya ekonomi syariah dikalangan masyarakat
haruslah menjadi topic pembahasan utama yang harus dikaji lebih dalam, agar
dalam implementasinya berjalan sesuai dengan ekspektasi bersama, maka langkah
selanjutnya yang saya lakukan yaitu dengan mempelajari lebih dalam tentang
ekonomi syariah diranah akademis dengan mengambil jurusan Muamalah (Hukum
Ekonomi Syariah) dengan konsentrasi bisnis syariah, langkah ini saya anggap sangat
tepat, karena untuk memajukan ekonomi syariah kita haruslah menjadi bagian dari
ekonomi syariah tersebut, langkah-langkah ini belum sempurna jika hanya memperdalam
materi tanpa adanya implementasi, karena untuk mendirikan koperasi yang
berbasis syariah tidak hanya teori yang harus dikuasai, tetapi ada element
penting yang harus menjadi bagian untuk mewujudkan mimpi ini yaitu modal, untuk
mendapatkan modal tidak semudah membalikan telapak tangan, tidak juga sulit
seperti ingin pergi ke bulan, “jika ada kemauan, disitu pasti ada jalan” kalimat
ini saya rasa tepat untuk memacu motivasi dalam mencari modal, lalu bagaimana
selanjutnya? Investasi adalah langkah kongkrit yang harus segera dilakukan,
mengingat mimpi ini masih 10 tahun lagi, maka investasi adalah salah satu cara
yang tepat agar koperasi syariah yang saya impikan dapat berdiri, berinvestasi
sedikit demi sedikit mulai dari hari hari ini, karena saya yakin 10 tahun
kemudian investasi yang saya lakukan dapat memberikan jawaban bahwa investasi
yang saya lakukan mampu mewujudkan mimpi yang selalu saya harapkan. Semoga mimpi
ini tak hanya menjadi angan-angan yang tidak bisa saya wujudkan, semoga mimpi
ini menjadi kenyataan, Karena saya yakin kesejehteraan tidak hanya terdapat di
perkotaan, masyarakat pelosok dan pedesaan pun berhak merasakan kesejahteraan.
gambar dari:
https://www.google.com/urlsa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjXyMD406jNAhXCuo8KHYgEAFAQjRwIBw&url=http%3A%2F%2Fforumtuban.blogspot.com%2F2012%2F04%2Fpasca-gempa-banten-nelayan-ujung-kulon.html&psig=AFQjCNFm4LsztnS7W2WhCyt9kxoPtdfOuQ&ust=1466031843742977
gambar dari:
https://www.google.com/urlsa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjXyMD406jNAhXCuo8KHYgEAFAQjRwIBw&url=http%3A%2F%2Fforumtuban.blogspot.com%2F2012%2F04%2Fpasca-gempa-banten-nelayan-ujung-kulon.html&psig=AFQjCNFm4LsztnS7W2WhCyt9kxoPtdfOuQ&ust=1466031843742977
Komentar
Posting Komentar